Jumat, 23 Oktober 2009

Kita Dalam Sejenak….

bukankah sejenak itu cukup
untuk kita saling melepas penat
ketika dalam cakap
kita terlampau larut diantara debat
tak berkesudahan, pun wajah-wajah melaknat
pada benci di ujung rimba yang menggugat

bukankah sejenak itu pas
untuk kita sesaat lepas
sedikit melupa tentang rasa
ketika cinta terkalahkan ego
kita mengagungkan emosi bodoh
terkukuhlah kehancuran, pun sendu sedan luka lirih berkumandang
tapi hati kita terlanjur bertopeng kemunafikan

kawan…sejenak kita redam
suara-suara mengatasnamakan cinta sudah padam
janji-janji terpatri tentang maghligai kasih pun kian suram
dan serpihan-serpihan batu mimpi pun kandas mendalam

kita tak lagi sepikiran,
apalagi sejalan?
kita tak lagi sehati,
mana mungkin saling mengerti?
kita tak lagi semimpi
tiada pasti kita kan berbagi!
kita tak lagi searah,
tak akan bisa kita selangkah!

duhai lelaki….kita butuh sejenak
cukup sejenak
ingat SEJENAK!!
tak lebih, tak kurang
meski kita tak tahu, seberapa lama sejenak itu hinggap
dan kita tak kan pernah tahu, kapankah sejenak itu berlalu

tak ada salahnya diantara kita sementara,

baiknya kita saling melupa
tanpa mematri luka
diatas tumpukan janji tentang cinta

baiknya kita menyendiri
tanpa menyulam mimpi
pada hamparan kasih membentang pelangi

baiknya kita memaafkan
tanpa dendam berdiri tegak pada dinding keangkuhan
diantara kesunyian malam, sudah selayaknya kita berpasrah dihadapanNYA

“kita” adalah aku dan kamu

Salam Larassati!!

Diantara Rintikan Air Hujan pada Tepian Kota Mimpi, 041009//16.00′

This post was submitted by menalarasati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar